Yoga Permana Maharsi, Remaja Pembuat Wayang dari Indramayu
Yoga Permana Maharsi |
Anak remaja usia belasan tahun tentu
menyukai dengan gambar-gambar kartun, seperti Naruto, Doraemon, Marsha &
Bear, Spongebob, serta anime-anime dari Jepang lainnya. Tetapi anak yang satu
ini lebih memilih membuat wayang yang merupakan ciri khas bangsa
Indonesia.
Namanya Yoga Permana Maharsi,
dia adalah seorang pelajar kelas IX di sekolah menengah pertama di Gabuswetan
tepatnya SMP Negeri 1 Gabuswetan Kabupaten Indramayu.Karya-karya berupa wayang
kulit kini menghiasi ruang kelas dan ruang guru di SMP Negeri 1
Gabuswetan.
Menurut teman-temannya, sejak duduk
di bangku SD (Sekolah Dasar) dia sudah sering melukis tetapi awalnya melukis
kartun yang sedang populer. Tetapi sejak SMP dia mulai melukis tokoh-tokoh
pewayangan yang ia sukai.
Berbagai tokoh pewayangan pernah dia
buat seperti tokoh Semar, Werkudara, Kresna dan lain-lain. Dia membuat tokoh
pewayangan dengan cara melihat contoh pada gambar kemudian ia tiru semirip
mungkin dengan wayang kulit aslinya.
Sayangnya dia belum membuat wayang
kulit pada lembaran kulit asli, karena kendala bahan bakunya. Sehingga dia
sekarang masih membuat wayang pada kertas karton. Tetapi cara pembuatan dan
pengecatan nyaris sempurna sudah mendekati aslinya bahkan hampir sulit
dibedakan antara yang asli dengan yang buatannya demikian diungkap Dalil guru
Seni Budaya SMP Negeri 1 Gabuswetan.
Yoga mengenal gambar bukan melalui
sanggar atau kursus, tetapi secara otodidak dengan mencoba melukis dan
memperhatikan wayang saat ada pertunjukan wayang di desanya. Oleh karena itu
pihak sekolah mendukung Yoga dengan diarahkan untuk menjadi seniman yang lebih
berkreasi lagi di masa yang akan datang.
Bahkan Yoga diminta untuk mengembangkan
bakatnya dengan menerima orderan pembuatan wayang karton ini dari siapa pun.
Tokoh pewayang yang dibuatnya nanti sesuai dengan keinginan konsumen. Tetapi
proses pembuatannya bisa membutuhkan waktu yang relatif lama tidak bisa satu
hari jadi, melainkan bisa selama seminggu atau bahkan lebih.
Ini bisa dipahami mengingat Yoga
masih sekolah dan sedang menghadapi Try out, Ujian Tengah Semester, Ujian
Sekolah dan Ujian Nasional sehingga konsentrasinya terbagi. Mungkin setelah
selesai Ujian Nasional dia bisa fokus jika ada konsumen yang memesan wayang
karyanya.
Karya remaja ini bahkan diapresiasi
oleh Kepala UPTD Kecamatan Gabuswetan Bapak Sinar Agung, dan menyarankan Yoga
untuk sekolah di SMK Seni atau yang berhubungan dengan seni lukis atau grafis
sehingga bakatnya bisa dikembangkan lebih baik lagi.
Mudah-mudahan bakat anak ini bisa
lebih berkembang lagi di masa yang akan datang dan bisa mengharumkan nama
Indramayu di mata dunia.
Seperti yang dilansir oleh : http://www.didno76.com/
Seperti yang dilansir oleh : http://www.didno76.com/